Rabu, 08 Oktober 2014

 Hubungan Batuk dan Penyakit Jantung

Tak sedikit di antara Anda yang mungkin pernah bertanya apakah ada hubungan antara batuk dan penyakit jantung? Sekilas, dua kondisi ini sepertinya hal yang berbeda karena batuk berkaitan dengan organ pernafasan seperti tenggorokan dan paru-paru, sedangkan panyakit jantung jelas merupakan gangguan yang dialami organ vital yang memompa darah ke seluruh tubuh.

Namun pada kenyataannya, jantung dan paru adalah organ yang saling berkaitan. Demikian pula halnya dengan batuk dan penyakit jantung. Seperti dipaparkan dalam Mayo Clinic Family Health Book, batuk merupakan salah satu pertanda adanya gangguan pada jantung.   Berikut adalah sekilas penjelasan antara hubungan batuk dan penyakit jantung :

Batuk pada dasarnya adalah tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja tubuh untuk mengusir benda asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan. Bahkan, produksi lendir (ketika batuk) merupakan sebuah mekanisme perlindungan yang digunakan untuk tujuan yang sama. Namun, batuk yang keras dan terus-menerus (kronis) bisa disebabkan karena penyakit tertentu dan tidak boleh dianggap enteng.
Batuk kronis umumnya menjadi sebuah indikasi adanya infeksi saluran pernafasan. Tapi hal itu mungkin juga memiliki kaitan dengan penyakit jantung.

Umumnya, batuk diderita oleh mereka yang menderita saluran pernapasan atas atau bawah. Sebelum paru-paru dapat melaksanakan fungsi pertukaran oksigen dan karbon dioksida, udara yang kita hirup, terlebih dahulu melewati komponen dari sistem pernapasan seperti rongga hidung, faring, laring, tenggorokan, dan saluran bronkial.

Organ-organ pernapasan bisa meradang jika kita menghirup iritan seperti debu, bahan kimia, asap, atau penyebab penyakit mikroba. Kondisi ini mendorong sistem kekebalan tubuh untuk mengusir iritasi tersebut dengan lendir. Sistem kerja organ dari tubuh manusia bekerja secara kolektif. Begitu pula antara sistem pernapasan dan sistem peredaran darah, di mana jantung merupakan organ utamanya.

Jantung adalah organ pemompa yang memasok darah terdeoksigenasi ke paru-paru, yang kemudian dibawa pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Jika kemampuan memompa jantung terganggu atau terserang penyakit, hal ini akan menimbulkan kongesti paru. Cairan di dalam paru-paru dan jantung dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas atau tersengal-sengal.

Batuk dan gagal jantung


Untuk memahami hubungan antara batuk dan sakit jantung, Anda harus terlebih dahulu mengerti bagaimana jantung bekerja. Jantung manusia terbagi menjadi empat ruang (atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri).

Melemahnya miokardium atau otot jantung akibat penyakit arteri koroner adalah salah satu penyebab paling umum dari gagal jantung kongestif. Penyakit jantung koroner ditandai dengan terbatasnya aliran darah ke jantung karena penumpukan plak arteri. Meskipun hal ini menyebabkan otot jantung melemah, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung kongestif, penebalan otot jantung karena tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan efek yang sama.

Penyakit arteri koroner juga meningkatkan risiko serangan jantung. Serangan jantung adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa di mana penyumbatan arteri koroner menyebabkan kerusakan pada bagian dari otot jantung. Sesak napas, batuk terus-menerus, nyeri dada dan edema adalah gejala karakteristik dari gagal jantung kongestif.

Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu sisi bagian jantung, misalnya gagal jantung bagian sisi kiri atau gagal jantung bagian sisi kanan. Jika gagal jantung terjadi pada pompa bilik kiri jantung, maka darah akan mengumpul dan menumpuk di paru (kongesti). Kongesti inilah yang menimbukan sesak napas dan batuk. Akibatnya, kantung udara sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida bisa terisi dengan cairan, sehingga mengganggu fungsi paru-paru.

Batuk, mengi dan sesak napas adalah gejala umum dari pulmonary edema (edema paru). Edema paru adalah penumpukan abnormal cairan dalam kantung udara paru-paru yang menyebabkan sesak napas.

Sementara serangan batuk dapat berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan, alergi, asma atau gangguan paru-paru. Dalam beberapa kasus, gagal jantung kongestif mungkin sebenarnya bertanggung jawab sebagai penyebab batuk kronis. Mereka yang mengalami gejala seperti batuk dan sakit jantung harus mendapatkan pemeriksaan medis secara menyeluruh untuk menegakkan hasil diagnosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar