Hubungan Batuk dan Penyakit Jantung
Tak sedikit di antara
Anda yang mungkin pernah bertanya apakah ada hubungan antara batuk dan
penyakit jantung? Sekilas, dua kondisi ini sepertinya hal yang berbeda
karena batuk berkaitan dengan organ pernafasan seperti tenggorokan dan
paru-paru, sedangkan panyakit jantung jelas merupakan gangguan yang
dialami organ vital yang memompa darah ke seluruh tubuh.
Namun
pada kenyataannya, jantung dan paru adalah organ yang saling berkaitan.
Demikian pula halnya dengan batuk dan penyakit jantung. Seperti
dipaparkan dalam Mayo Clinic Family Health Book, batuk
merupakan salah satu pertanda adanya gangguan pada jantung. Berikut
adalah sekilas penjelasan antara hubungan batuk dan penyakit jantung :
Batuk
pada dasarnya adalah tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja
tubuh untuk mengusir benda asing yang dapat mengiritasi saluran
pernapasan. Bahkan, produksi lendir (ketika batuk) merupakan sebuah
mekanisme perlindungan yang digunakan untuk tujuan yang sama. Namun,
batuk yang keras dan terus-menerus (kronis) bisa disebabkan karena
penyakit tertentu dan tidak boleh dianggap enteng.
Batuk kronis
umumnya menjadi sebuah indikasi adanya infeksi saluran pernafasan. Tapi
hal itu mungkin juga memiliki kaitan dengan penyakit jantung.
Umumnya,
batuk diderita oleh mereka yang menderita saluran pernapasan atas atau
bawah. Sebelum paru-paru dapat melaksanakan fungsi pertukaran oksigen
dan karbon dioksida, udara yang kita hirup, terlebih dahulu melewati
komponen dari sistem pernapasan seperti rongga hidung, faring, laring,
tenggorokan, dan saluran bronkial.
Organ-organ pernapasan bisa
meradang jika kita menghirup iritan seperti debu, bahan kimia, asap,
atau penyebab penyakit mikroba. Kondisi ini mendorong sistem kekebalan
tubuh untuk mengusir iritasi tersebut dengan lendir. Sistem kerja organ
dari tubuh manusia bekerja secara kolektif. Begitu pula antara sistem
pernapasan dan sistem peredaran darah, di mana jantung merupakan organ
utamanya.
Jantung adalah organ pemompa yang memasok darah
terdeoksigenasi ke paru-paru, yang kemudian dibawa pembuluh darah ke
seluruh bagian tubuh. Jika kemampuan memompa jantung terganggu atau
terserang penyakit, hal ini akan menimbulkan kongesti paru. Cairan di
dalam paru-paru dan jantung dapat menimbulkan gejala seperti batuk,
sesak napas atau tersengal-sengal.
Batuk dan gagal jantung
Untuk
memahami hubungan antara batuk dan sakit jantung, Anda harus terlebih
dahulu mengerti bagaimana jantung bekerja. Jantung manusia terbagi
menjadi empat ruang (atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan
ventrikel kiri).
Melemahnya miokardium atau otot jantung akibat
penyakit arteri koroner adalah salah satu penyebab paling umum dari
gagal jantung kongestif. Penyakit jantung koroner ditandai dengan
terbatasnya aliran darah ke jantung karena penumpukan plak arteri.
Meskipun hal ini menyebabkan otot jantung melemah, sehingga meningkatkan
risiko gagal jantung kongestif, penebalan otot jantung karena tekanan
darah tinggi juga dapat menyebabkan efek yang sama.
Penyakit
arteri koroner juga meningkatkan risiko serangan jantung. Serangan
jantung adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa di mana penyumbatan
arteri koroner menyebabkan kerusakan pada bagian dari otot jantung.
Sesak napas, batuk terus-menerus, nyeri dada dan edema adalah gejala
karakteristik dari gagal jantung kongestif.
Gagal jantung dapat
terjadi pada salah satu sisi bagian jantung, misalnya gagal jantung
bagian sisi kiri atau gagal jantung bagian sisi kanan. Jika gagal
jantung terjadi pada pompa bilik kiri jantung, maka darah akan mengumpul
dan menumpuk di paru (kongesti). Kongesti inilah yang menimbukan sesak
napas dan batuk. Akibatnya, kantung udara sebagai tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida bisa terisi dengan cairan, sehingga
mengganggu fungsi paru-paru.
Batuk, mengi dan sesak napas adalah gejala umum dari pulmonary edema (edema paru). Edema paru adalah penumpukan abnormal cairan dalam kantung udara paru-paru yang menyebabkan sesak napas.
Sementara
serangan batuk dapat berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan,
alergi, asma atau gangguan paru-paru. Dalam beberapa kasus, gagal
jantung kongestif mungkin sebenarnya bertanggung jawab sebagai penyebab
batuk kronis. Mereka yang mengalami gejala seperti batuk dan sakit
jantung harus mendapatkan pemeriksaan medis secara menyeluruh untuk
menegakkan hasil diagnosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar